Minggu, 05 Februari 2012

P.O.K.E.R.S (Pertemanan dan Orientasi, Kerja dan Empati, Rock dan Soul) Oleh Aji Juan Priyambada

 Kehidupan remaja adalah kehidupan dimana, banyak saat bahagia dengan pertemanan dan kehidupan berorientasi, berkawan dengan teman kerja dan kehidupan berempati, dan cita rasa terhadap musik dalam genre yang berbeda rock dan soul. Roma seorang pria tinggi, kurus, dengan wajah menarik banyak wanita, dan kepintarannya. Page seorang pria tinggi, dengan badan cukup berisi, wajah lumayan pas-pasan, dan intelegensinya yang tak terlalu baik. Chealsea adalah cewek blasteran Ibu inggris, Ayahnya dari tegal, menurun dari ibunya yang cantik jelita dengan rambut ikal nan panjang dari ayahnya, serta kepintarannya baik di bidang sastra yang juga menurun dari ayahnya yang seorang sastrawan. Mereka bertiga bertemu di suatu sekolah yang berebasis syariah, yang termahsyur di kota itu. Awal masuk MOS mereka terpisah jauh, bagaikan Mata dan Alis, hingga tak dapat saling bertemu. Hari pertama mereka MOS, mereka mendapatkan kejutan yaitu mereka di pertemukan di suatu kelompok, yang isinya memang di sengaja campuran dari kelas yang berbeda-beda. Awalnya tak ada kekompakan yang terjalin di antara mereka karena tak kenal, maka dalam sesi lomba yg pertama yg berguna untuk memulai kedekatan mereka. 

            Hari perlombaan pun d mulai, lomba yg di sebut “Arak Nama” ini adalah suatu lomba yang di mainkan dengan cara, berlari lalu menebak nama kelompoknya yang ada di dalam sebuah kardus yang sudah di siapkan oleh panitia. Awalnya Chealsea yang berkesempatan untuk melakukan pengambilan nama, ternyata nama Roma lah yang tertera di kertas tersebut, lalu teman-temannya mulai memberikan petunjuk nama yang ada di dalam kertas tersebut. Lima menit telah berlalu dan pada akhirnya Chealsea dapat menyebutkan nama Roma. Permainan tanpa pemenang ini berlanjut, sampai akhirnya selesai. Lalu setelah sesi games tersebut, mereka makan siang. Seperti kelompok yang lain mereka makan bersama, Mereka ber-tiga Chealsea, Roma, dan Page mendapatkan julukan King yang di tujukan untuk Roma, Queen untuk si cantik Chealsea, dan seperti yang ada di kartu remi kalo ada King dan Queen pasti ada si Jack, dan Page lah Jack tersebut. Layaknya sebuah kerajaan, mereka memang di agungkan, baik karena kepintarannya, ke cantikannya dan kekayaannya,

            MOS pun berakhir, mereka masuk seperti biasa. Karena di MOS mereka telah akrab, mereka sering sekali berkumpul, baik hanya bertiga ataupun bekas kelompok mereka. Dan pada  akhirnya mereka membuat gank pelajar “The Pokers” namun gank ini bukan gank yang bertindak tak karuan, tapi gank ini mempunyai sebidang prestasi baik dari olah raga, pelajaran, dan yang lain-lainnya. Mungkin karena itulah para guru memperbolehkan gank itu berdiri. Suatu saat dikala mereka melakukan sebuah perjalanan bersama-sama, ada sesuatu yg ingin bercerita “eh, guys sebenernya aku mau ngomong ini udah lama, tapi....” kata Jack, “tapi apa sih Jack ?” kata Queen, “aku mau bilang, mungkin kalo besok-besok aku gk bisa ngumpul lama bareng kalian.” Sambung Jack, “lho ? kok tiba-tiba gk bisa kumpul ?” tanya King, “sebenarnya aku udah d terima di suatu restoran untuk part time, dan mungkin banyak waktu untukku bekerja dan kurang waktu untuk bersama kalian.” Jawabnya dengan muka murung, dengan nada marah King menyanggahnya, walaupun itu untuk bergurau “oh gitu, ya sudah sana, ngapain loe masih d sini ?”, “hey, King apa-apaan sih kamu ini ?” jawab Queen, namun karena merasa seperti di lecehkan Jackpun akhirnya marah “OKE AKU PERGI SEKARANG!” ungkapnya dengan ketus, namun karena dilihatnya candaannya King terlalu kejam, Kingpun berlari seraya berkata “Jack sorry-sorry aku gk bermaksud mengusir kamu,sorry Jack mungkin aku terlalu kasar sama kamu.”, “haaa ? apakah semudah itu aku memaafkanmu ?” jawab Jack. Kemudian Jack berlalu tanpa memandang sahabat-sahabatnya. Dengan menyesal King hanya bisa terdiam memandang sahabatnya yang terluka karena kata-katanya.

            Beberapa hari telah berlalu, tanpa keberadaannya Jack, The Pokers kian lama kian sepi. Sampai saatnya the pokers hanya tinggal segelintir orang. Karena keadaan yang sepi, King yang telah lama menyimpan perasaan terhadap Queen, ia mulai mencoba untuk mendekati Queen perlahan-lahan. Suatu saat di sore yang indah King mulai mendekati Queen dengan pelan-pelan. “hy Queen, baru apa nih ? koq sendirian ?” Queen hanya menjawab malas-malas, “ah gk ngapa-ngapain koq King” “ya udah sini aku temenin” kata King. Setelah mengobral tak tentu arah dan King telah menemukan saat yang tepat untuk mengatakannya, “Queen boleh aku tanya sesuatu ?” tanya King, “silahkan.” Jawab Queen, “kita kan udah lama di sini and salig kenal, dan kita uah dapet julukan kita, knapa kalo kita jadiin itu asli ?” tanya King misterius, “apa sih maksudnya aku gk dong ?” jawab Queen bingung, “maksudku kamu mau g jadi Queenku yang sesungguhnya ?” tanya King dengan perasaan yang tak karuan antara bingung, malu, dan galau. “hmm.... aku blum bisa jawab kalo Jack,” jawab Queen dengan perasaan, yang sama. “knapa Queen ? apa kamu ragu ?”jawab King mendesak. “tunggu lah King 2 hari lagi” jawab Queen.

            Hari yang di tunggu-tunggu datang juga, di lapangan basket sekolah sekitar pukul 16:00, mereka bertemu. “Queen, apakah jawabanmu ?” tanya King. “maaf ya King..... aku menerima mu.” Jawab Queen, sambil berlonjak kegirangan King pun berkata, “makasih Queen” “eits jangan seneng dulu, aku kasih masa percobaan selama 1 bulan. Dalam satu bulan kamu harus mengembalikan The Pokers seperti semula dengan anggota yang utuh. Kalo tidak kita putus.” Saut Queen.”oke aku akan lakukan tantanganmu, aku akan buktiin aku pantas buat kamu Queen.” Jawab King dengan semangat.

            Di rumahnya yang sepi, King berpikir keras bagaimana caranya untuk menyatukan The Pokers kembali. Dia teringat akan Jack yang awalnya ada untuk bersama, dan hanya karena kata-katanya yang kurang berkenan ia pergi meninggalkan The Pokers. Ia berencana untuk melakukan sesuatu untuk mengemblikan temannya itu. Sepulang sekolah ia dan Queen pergi ke tempat kerja Jack. Saat bertemu dengannya Jack seolah telah melupakan mereka berdua, di tambah lagi King dang Queen berjalan dengan begitu mesranya. “Jack !” panggil King, namun Jack atau page itu tetap berlalu. Dan akhirnya Queen pun ikut bertindak, ia berlari mengejar Jack dan memegang tangannya. “Jack, apa kamu lupa dengan kita ?” tanya Queen. “maaf ya saya tidak mempunyai teman atau kenalan seperti kalian ini.” Jawab Jack dengan muka ketus.” Jack, aku sungguh minta maaf, aku hanya bercanda waktu itu. Tolonglah kembali, kita tidak melarangmu untuk bekerja sambilan.tapi kami hanya ingin kamu tetap bersama kami. kami bagaikan kartu remi yang tidak lengkap tanpa keberadaanmu sobat.” Jelas King. “ayolah Jack kami sangat membutuhkanmu, akupun juga salah waktu itu dengan hanya diam saat King mengatakan itu padamu.” Sambung Queen. “sudahlah kalian sudah aku maafkan tapi tak ada gunanya, aku tetap akan sulit bertemu dan berkumpul dengan kalian, sebaiknya kalian pulang saja.” Jelas Jack.”baiklah tapi aku akan ke sini setiap kali kamu tak hadir, oh bukan hanya aku, kamu the pokers akan datang kemari untukmu.” Jawab King. “jadi, kita baikan ?” tanya Queen. “hmmmm, oke baiklah tapi tidak ada makanan dan minuman yang akan aku sediakan untuk kalian, jadi kalau kalian datang kemari bawalah makanan dan minuman sendiri.” Jawab Jack dengan senyum terukir di wajahnya.

            Di perjalanan pulang, King bertanya “Queen apakah tantanganmu sudah selesai ?”, “oke King aku sudah tau kamu akan mampu melakukannya karena jika tidak kamu bukanlah orang yang memiliki tanggung jawab, dan jika kau tak memilikinya kaupun dapat melukaiku tanpa tanggung jawab, dan kini aku sudah percaya bahwa kamu sungguh-sungguh bertekad untuk bersamaku.

            Tibalah hari senin yang suram, dengan badai, hujan, dan petir di pagi hari. Namun suasana ini tidak membuat the pokers surut, bukannya pudar karena suramnya suasana, tapi semakin cerah karena mereka telah kedatangan seorang salah satu pendiri the pokers. Seperti biasa di saat istirahat, the pokers selalu berkumpul di kantin kebanggaan sekolah mereka. Bukan seperti gank-gank yang ada d sekolah-sekolah pada umumnya, yang hanya berkumpul untuk berbuat maksiat dan berbuat kerusakan, mereka berkumpul untuk membicarakan suatu acara yang akan diadakan untuk memperingati 6 bulan berdirinya the pokers.

            “Gimana kalau kita ngadain pentas musik rock ?” usul Rizal seorang maniac musik rock. “ahh... jangan deh mending kita ngadain pentas musik soul ?” Michele yang penggila musik soul. “ide kalian cukup bagus, tapi ada usul yang lain nggak nih ? kalo ada silahkan, kalo nggak kita rundingin 2 usul itu.” Kata King. “aku usul King gmana kalo kita ngadain party kecil-kecilan aja, kita patungan buat beli makanan, minuman dan peralatannya, untuk tempat kalian  bisa pake rumahku, mumpung orang tuaku pergi.” Dengan tertawa Lucky berkata. “wah idemu bagus juga tuh luck, gmana pada setuju nggak ?” tanya Queen. “gmana kalo kita gabungin ide-ide mereka ?” usul Jack, “gabungin gmana ?” tanya salah seorang anggota the pokers. “jadi kita ngadain party di rumah lucky, nah di sana kita adain tuh band, pake band yang bisa bawain smua genre, gimana ? setuju gak ?”lanjut Jack, “setuju !!” seru seluruh anggota the pokers hingga suaranya terdengar ke ruang guru, “heh anak-anak pada ngapain teriak-teriak ?” tanya pak guru, “nggak papa kok pak kita hanya sedang ada rapat buat bikin suatu acara, hehe.” Jawab King. “jangan bikin acara yang macem-macem lho nak !” ingat pak guru. “iya pak” terdengar kembali koor suara anak-anak the pokers. Pak gurupun kembali ke ruangannya dengan wajah senyum-senyum. “baiklah kita lanjutin lagi, jadi acara kita mau diadakan kapan ?” tanya King. “gimana kalo hari sabtu, sambil malming gitu, gmana Jack bisa nggak ?” tanya Queen yang sedari tadi hanya sibuki dengan catatan rapat hari ini. “hmm..... kebetulan aku bisa, jadi tancap aja lah kalo acara jadi hari itu.” Jawab Jack bersemangat. “oh iya, kalian boleh deh bawa pacar kalian kalo mau.” Sambung Queen yang tak sengaja melihat seseorang yang hendak bertanya yang sudah jelas di ketahui pertanyaannya dan jawabannya. “hahaha, kalo gk boleh bawa pacarnya trus King sama Queen gak boleh ketemu dong, hahaha” celetuk salah seorang di kerumunan tersebut, dan membuat koor dari tertawa gank the pokers. Suara tawa mulai berhenti seiring dengan bel tanda masuk pelajaran.

            Esoknya, para anggota the pokers kembali berkumpul, ada yang sibuk ngumpulin uang, ada yang sibuk nyatet nomer hape anak-anak the pokers. Sepulang sekolah semua pergi membantu untuk mencari dan membeli segala kebutuhan untuk party besok. Ada yang pergi cari makanan dan minuman, ada yang cari bahan penghias, nah yang paling sibuk tetap saja, Rizal dan Michele yang sibuk mencari band sesuai kesepakatan kemarin. Tapi memang rejeki mereka, mereka sudah menemukannya, tidak usah jauh-jauh merekalah yang akan tampil bersama-sama dengan beberapa orang yang memang pantas untuk masuk ke dalam band mereka.

            Hari yang di tunggu telah tiba, sepulang sekolah King, Queen, dan Jack sudah siap di tempat party untuk membantu persiapan party. King dan Jack membantu memasang dekorasi, menyetel sound, dan mencari alat-alat. Sedangkan Queen yang memang sudah jago masak, ia bantu temen-temennya untuk bantu masak di dapur. Sudah pukul 18:00 saat semua persiapan telah selesai. “yuk mandi dulu, bau nih,” ajak Queen. Selesai mandi di tempat itu, mereka segera menyambut teman-teman anggota mereka.

            Party berjalan dengan lancar, dan tibalah pada saat dansa. King dan Queen memulainya, lalu diikuti oleh teman-temannya. “Queen begitu indahnya malam ini menghabiskan waktu bersama orang yang aku sayangi, dan orang-orang yang aku banggakan.” Kata King, “iya King, trimakasih atas usahamu, berkatmu kita dapat membuat party se asik ini.” Kata Queen, “BRAAAKKKK..... PYARRRR......” sesuatu terjadi di tengah pesta yang indah ini. “Hey kau, apa-apaan sih ? Braninya kok sama cewe,” suara wanita setengah menjerit terdengar. “lha apa sih salah gw ? nyadar dong yang maen senggol pertama siapa ? gk nyadar ya ?” raung seorang pria. “eh, biasa aja dong gk usah nyolot, loe tu di sini pangkatnya apa ? nyadar dong !!” kembali terdengar jeritan seorang wanita. “hey tom, jean, ada apa ini ?” tanya Jack sedikit membentak. Jean berlari menghampiri Jack dengan terburu-buru seraya berkata “Jack dia sudah melecehkanku !”, “benarkah itu Tom ?” tanya Jack dengan sedikit kesal, Tom menjawab “Tidak aku tidak.....” “halah mana ada maling ngaku” sela Jean. Dengan tergesa-gesa Queen dan King yang sedang berdansa berlari menuju sumber suara tersebut. Dengan suara lantang King berteriak “HEY, DI SINI DILARANG RIBUT !!! DI SINI TEMPAT UNTUK REFRESHING BUKAN NAMBAHIN MASALAH !!” Tom dan Jean berkata hampir bersamaan “Tapi.....” “SUDAH, SUDAH, SUDAH, JANGAN BIKIN EMOSI DEH. KITA DISINI TEMEN, GK USAH SALING SALAHIN GK USAH SALING BERANTEM !!! KALO GITU KALIAN BERDUA GW SKORS DARI THE POKERS SELAMA 3 HARI !” sela King dengan penuh amarah.

            Party ternyata tak berjalan dengan harapan, adanya kekacauan tadi membuat party yang tadinya asik berubah menjadi mencekam. Namun di balik itu semua Jack menemukan seseorang yang meluluhkan hatinya, siapakah ia ? Vanesa seorang gadis cantik dengan mata sipit ala orang-orang dari negara matahari terbit, rambut hitam panjang dan lurus, dan badan yang tinggi semampai, serta kepintarannya dalam bidang akademis. Di kantin, hari senin pagi jam istirahat, Vanesa dan Jack tak sengaja bertemu, dengan pedenya Jack mendekati Vanesa, lalu berkata “Van aku suka sama loe !” merahlah muka Jack setelah mengucapkan kata itu. “HA ? Loe suka gue ? Aduh gimana ya ? Tunggu jawab gue ya Jack.” Jawab Vanesa dengan kaget.

            Jawaban Vanesa akhirnya muncul juga, di secarik kertas berwarna pink dengan harum khas parfum cewek, banyak sekali tulisan “I Love You But....” kata-kata itu sangat membingungkan, setelah ia baca dengan teliti ternyata maksudnya adalah “I Love You But I Have Someone sedikit hancur hati Jack tapi tak sedikit pula yang sembuh, karena ada seorang wanita yang datang untuk berempati, namanya Lisa, dia tak secantik Vanesa namun dia memiliki wajah yang manis, sehingga rasanya ingin menggigit pipinya yang merah laksana apel fuji itu. “Kenapa Jack ? sakit ati ?” tanya Lisa, “yah biasa kenapa ya semua yang gue incer udah ada yang punya, kalo gk gue incer pasti single.” Jawab Jack, “aduh kasiannya, hehe, lha kan masih banyak cewe yang nganggur.” Jelas Lisa dengan menunjukkan senyum indahnya. “iyah sih Lis, tapi gue jadi nggak pede buat deket sama mereka, gue aja Cuma deket sama loe.” Kata Jack. “ya knapa nggak loe sikat aja yang baru deket ma loe,” pancing Lisa. “ahhh.... tapi apa dia mau, Lis ?? aku kan nggak ganteng kaya King.” Jawab Jack murung, “ menurutku kamu manis, apalagi kalo senyum bikin gemes deh.” Kata lisa sambil menjulurkan lidahnya. “Ya udah, langsung to the point aja ya ? loe mau gk jadi pacar gue ?” tanya Jack bersemangat, “hmmm... jawab nggak ya ??” goda lisa, “iya deh gue mau” jawab lisa malu-malu. Kabar Lisa dan Jack pacaran cepat sekali tersebar, dan yang anehnya lagi, semua cewek yang menolaknya putus dengan pasangannya.

            Hari telah berada hari ke 4 setelah pesta, lalu di berkumpullah the pokers, di suatu lapangan, dan anehnya mereka tak seceria biasanya, apakah di buat-buat atau memang asli tak banyak yang tau. Tom dan Jean memasuki tempat pertemuan, banyak mata memandang mereka dengan sini, lalu saatnya penghakiman tiba, King, Queen, dan Jack duduk di depan mereka ber2,dan anggota lainnya mengelilingi mereka. “Jadi kenapa kalian kemarin berkelahi hingga membuat suasanya party kacau?” tanya King, Queen, dan Jack bersamaan. Hanya diam dan terpaku, baik anggota yang tak bersalah dan tersalah. Namun entah kenapa rapat ini seolah-olah di rahasiakan jadi publik, jadi gue nggak tau isi rapatnya, tapi yang jelas, mereka berdua pulang dengan muka di tekuk seperti pakaian kusut.
           
Demikianlah sejarah singkat Gank The Pokers. Kalo lebih pengen jauh lagi liat lagi di episode sselanjutnya, weh kayak film aja.

Tidak ada komentar: